Thursday 25 October 2012

Hujan

Proses terbentuknya hujan berawal dari penguapan yang terjadi di bumi akibat panas matahari, sehingga uap air ini selanjutnya terkumpul di udara lalu mengalami pemadatan (kondensasi). Hasil kondensasi ini yang di sebut awan, dan awan ini bergerak akibat hembusan angin dan membuat awan saling bertindih dan terus keatas hingga mencapai atmosfir yang suhunya lebih dingin, sehingga membentuk butiran-butiran air/es yang semakin berat dan pada akhirnya mengalami presipitasi yang disebut jatuhnya air ke bumi dan terjadi hujan.

Indonesia termasuk kedalam iklim tropis yang hanya memiliki 2 iklim yaitu panas dan hujan. Hujan yang biasanya ditunggu-tunggu setelah musim kemarau yang panjang saat ini tidak selalu mendatang kan kebahagiaan. Kapasitas hujan yang terlalu sering dan lebat justru menimbulkan banyak sekali bencana alam. hhhmmmm sebenarnya bukan alam yang salah, tapi manusia nya lah yang serakah. Alam ini sudah di ciptakan dalam keseimbangan yang demikian indah namun keserakahan manusia merampasnya, penebangan liar, penggalian, penyempitan saluran sungai dan banyak yang lainnya.
Tapi bukan ini yang ingin aku bicarakan.

Hujan, menimbulkan banyak rasa dalam diri ku. Ketika langit menghitam tanda hujan akan segera turun, udara akan terasa dingin rasa itu menelisik lubuk hati ku. Tak bisa ku lukiskan dalam kata-kata akan rasa itu.
Lalu tetesan air hujan mulai turun dengan rintik-rintik kecil mengguyur bumi, ada bau khas saat hujan baru turun dan menyapa bumi, aroma yang hanya dapat diciptakan oleh keselarasan. Aroma khas ini yang ku suka, menenangkan, sejenak membangkitkan kenangan lalu.
Hujan yang turun menderas juga menimbulkan sensasi berbeda, bagi anak-anak kecil diperkampungan biasanya digunakan sebagai ajang main air berhujan-hujanan, keseruan yang selalu didapatkan pada masa kanak-kanak. Dulu pun aku selalu melakukan nya, dengan ganjaran di cubit mama saat pulang kerumah. Tapi aku selalu suka hujan.

Hujan mungkin juga sangat di tunggu bagi para pemadu kasih yang sedang mengecap cinta. Susana yang dingin bisa menimbulkan suasana romantis bagi mereka, duduk menjadi lebih dekat merapat, berjalan dibawah payung berdua dan tertawa karena terciprat air hujan yang dingin bersama. Bahkan yang sedang berboncengan di motor pun perlu dekapan ekstra agar dingin tidak menyerang. Aahh semua moment tersebut bisa tercipta karena hujan. Bagi yang sedang berduka, bergelut dengan amarah dan penyesalan, hujan seolah memberikan waktu untuk memeikirkan kembali, introspeksi dan belajar memaafkan diri sendiri atas kesalahan yang pernah terjadi.
 
Ketika hujan berhenti pun suasana menjadi berubah, langit menjadi lebih bersih terutama dari polusi di jakarta ini, udara menjadi lebih segar dan sejuk. Tapi ada satu hal yang selalu ku tunggu setelah hujan berhenti, yaitu pelangi. Pelangi dengan warna nya yang indah, muncul malu-malu setelah hujan hasil dari lapisan air yang terkena sinar matahari. Bahkan ada yang mengatakan bahwa pelangi adalah jembatan bidadari turun ke bumi, entah benar entah tidak bagi ku pelangi selalu ku tunggu.

Ada yang ingin ku pelajari dari hujan. Seperti pepatah "kemarau setahun dihapus hujan sehari" memiliki banyak arti untuk ku. Hujan seolah mengajari ku, derasnya air yang turun ke bumi itu menentramkan, meluluhkan segala panas dan ketegangan, menghilangkan gersang dan dahaga. Hujan seperti maaf menghapus dan membawa luka, kesedihan, marah, dan dendam pergi lalu mengalirkan nya ke muara tanpa batas yaitu lautan. Pepatah itu seolah menegurku bahwa marah dan dendam yang selama ini ku simpan harus luluh dengan maaf. Lihatlah bahwa sehabis hujan muncul pelangi seolah menandakan setelah ada maaf semua akan indah dan selaras. Jika melihat proses saat hujan lebat akan turun, langit menghitam, suasana mendung dan dingin, lalu gemuruh halilintar bersahutan. Proses tersebut seolah menjelaskan padaku bahwa maaf itu memang berat, terutama bagi hati yang terluka dan tersakiti. Tidak hanya ego yang dikikis habis, marah itu dibuang dan luka itu di tinggalkan. Entah lah aku masih harus belajar banyak dari hujan, yang dengan segala proses tidak menyenangkan itu dia turunkan jutaan tetes air ke bumi ini lalu memunculkan pelangi. 

Hujan terima kasih atas hadir mu, kau membawa kehidupan baru bagi bumi ini, membawa keceriaan pada anak-anak manusia, membawa kehangatan pada insan yang bermain cinta, membawa ketenangan pada pesakitan hati yang sedang merana dan atas pelajaran maaf yang kau sampaikan padaku.

With Love,
IEP

Monday 15 October 2012

Komitmen

Ko. mit. men
Dalam kamus bahasa indonesia berarti "perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu".

Komitmen = Janji

Dalam kamus hidup ku berarti memegang janji setia. Komitmen dibuat tentu dalam keadaan sadar dan bebas dari ancaman apapun dan bukan hanya berdasarkan perasaan tapi logika yang sehat. Komitmen adalah janji bukan hanya janji kepada pasangan tapi janji kepada diri sendiri untuk setia kepada pasangan.

Komitmen bukan selalu berarti harus sebuah pernikahan, saat kita berpacaran pun bagiku itu adalah sebuah komitmen, menjalani hubungan hanya dengan seseorang. Berlandaskan kesetiaan dan kejujuran. Komitmen bahwa dalam hubungan itu hanya ada aku dan dia.

Komitmen pernikahan tentu jauh memiliki arti lebih dalam, karena tidak hanya janji setia terhadap pasangan maupun janji terhadap diri sendiri, melainkan janji terhadap TUHAN. Komitmen yang sangat besar harus dibuat. Tenggang rasa yang besar harus ada. Penghormatan dan kesetiaan yang dalam harus di ukir. Karena tidak hanya untuk sesaat tapi janji untuk selamanya.

Tapi entah kemana larinya komitmen tersebut jaman ini. Sepertinya semua manusia merasa takut HAM nya terusik dengan komitmen. Individualisme yang tinggi dan Ego yang menjulang menjadikan komitmen hanya isapan jempol. Tidak ada lagi kesetiaan, kejujuran, ke ikhlasan menerima kekurangan dan kelebihan pasangan. Semua terkikis oleh Ego. Maka jangan heran jika perceraian ramai seperti anak-anak ABG yang sedang kasmaran.

Perceraian, bukan karena awal hubungan yang tanpa komitmen namun orang yang memiliki komitmen lah yang tidak dapat mempertahankan komitmen nya. Laki-laki yang merasa tidak puas setelah tubuh istrinya berubah sehabis memiliki anak, lupa akan komitmen nya. Perempuan yang merasa suaminya tidak dapat memuaskan hasrat nya memiliki barang mewah membuang komitmen nya. Yang salah bukan pada komitmen nya, namun Manusia nya.

Bagiku komitmen itu memang berat, karena merupakan sebuah janji. Seperti dalam sebuah ayat "jangan lah engkau berjanji jika tidak dapat memenuhi, karena janji adalah hutang". Hutang berarti suatu hari akan dimintai pertanggung jawaban nya. Berat kan?

Tak bisa dihindari dalam hidup ini kita membutuhkan komitmen. Dalam segala aspek kehidupan kita membutuhkan komitmen. Dalam berpacaran, dalam bekerja, dalam pernikahan bahkan dalam mengajukan cicilan rumah atau mobil :D (kalo gak komitmen gak dibayar itu cicilan).

Belajarlah memegang komitmen mu, yang berarti juga janji mu. Mulailah dari hal kecil dan komitmen kepada diri mu sendiri. Sangat sulit karena hanya dirimu sendiri lah yang sangat mudah kau bohongi, karena ia tak akan marah dan membalas, tapi ia bisa terluka.


Thursday 11 October 2012

Bapak

Begitu sebutan ku memanggil mu, orang tua laki-laki ku. Dari banyak panggilan "ayah" "papi" "pipi" "yanda" dan sebutan yang lain. Aku memanggil mu "Bapak". Sederhana. Sesederhana keseharian mu. Sesederhana pemikiran mu. Sesederhana cara kau memaknai hidup.

Bersyukur sepanjang hidup ku kau selalu ada menemaniku. Kau tidak pernah banyak meminta dan menuntut pada kami keluarga mu. Tapi dalam diam mu, dalam sorot mata mu aku tau kau berharap yang terbaik bagi kami anak-anak mu.

Bapak, sosok laki-laki setia dan bertanggung jawab. Aku bahkan tak pernah mendengarnya mengeluh akan hidup ini, akan keadaan seperti apapun. Bapak aku bangga pada mu, bukan bukan kau yang bangga pada ku. Tapi aku bangga memiliki ayah seperti engkau.

Kau pernah menceritakan pengalaman hidup mu, bukan untuk mengeluh tapi untuk mengajarkan ku kerja keras. Kau pernah mengajak ku bicara soal kewajiban ku sebagai anak, bukan untuk memarahiku tapi untuk mengajarkan apa itu tanggung jawab.
Sewaktu aku kecil kau sering menggendong ku di pundak mu sehingga aku bisa melihat sekeliling dengan lebih jelas, bukan karena ingin menyenangkan ku tapi karena kau ingin aku melihat lebih luas, melihat lebih banyak dan lebih jelas apa itu hidup dari sekedar hidup yang kau lihat.

Kau selalu mengajarkan sesuatu tapi tidak pernah secara langsung kau jelaskan. Aku baru memahaminya setelah aku dewasa.
Aku ingat kau selalu bilang, "kamu harus lebih baik jauh lebih baik dari bapak, jangan mengalah pada nasib nduk". Bapak benar, bahkan dalam agama yang ku anut mengatakan, Tuhan tidak akan mengubah nasib hambanya selama ia (hambanya) tidak ingin berubah. 

Aku tau kau bangga pada ku, dengan segala keterbatasan mu kau dapat menyekolahkan ku dan mendidik aku seperti hari ini. Bapak kau salah. Aku lah yang bangga memiliki ayah seperti engkau, ayah yang selalu ada untuk ku, untuk kami, untuk keluarga mu.

Kau selalu memberikan yang terbaik yang kau miliki pada kami anak-anak mu. Dengan segala keterbatasan mu kau selalu berjuang bagi kami, keluarga mu.
Kau pernah menangis saat kau tau hati anak mu ini tersakiti. Dalam doa mu kau selalu menyebutkan kebahagiaan bagi kami.
Figur ayah yang ku miliki terlalu sempurna, contoh yang ku punya hampir tidak bercela.
Kau sosok bertanggung jawab, setia, penyayang, sabar dan bersahaja.

Bahkan aku berharap suatu hari Tuhan berbaik hati padaku, mendampingkan ku dengan laki-laki seperti engkau. Tapi mungkin zaman sekarang sudah tidak ada lagi laki-laki seperti dirimu bapak.
Tidak ada lagi terkikis oleh ego dan kesombongan.

Tapi aku selalu berdoa, aku masih diberikan umur dan kesempatan untuk satu hal.

Membahagiakan mu.

Entah bagaimana caranya, tapi aku akan selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi mu, sama seperti yang selalu engkau lakukan bagi kami.

Love U Always
your daughter

Saturday 6 October 2012

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin


Hidup ini rahasia, ya rahasia yang besar yang tidak ada seorang pun memahaminya dan mengetahui jalan ceritanya. Tidak aku, kau atau mereka. Kita semua sama, berperan dalam peran masing-masing dalam kehidupan penuh rahasia tersebut, bertalian dalam benang merah alur kehidupan. Apa yang terjadi pada ku, pada mu dan pada mereka sudah ada yang mengatur, entahlah. Apa yang menjadi jalan hidup ku, hidup mu dan hidup mereka juga sudah di tetapkan, namun kita diberikan akal dan pemahaman untuk memilih jalan hidup yang kita ambil termasuk resiko nya.  

Pemahaman akan hidup itu sendiri yang dapat di artikan dalam banyak pola pemikiran, tergantung akan kedewasaan kita dalam memahami. Ah ya lagi-lagi soal pemahaman.
Semua akan selalu berubah "pemahaman" akan selalu berubah, mengalami peningkatan selalu dan akan selalu begitu. 

Bahwa hidup harus menerima penerimaan yang indah, bahwa hidup harus mengerti pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan pengertian dan pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian sedih dan menyakitkan. 

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin.

Arti yang sangat luas, butuh penerimaan, pengertian dan pemahaman akan semua itu. Apa yang yang terjadi pada ku, pada mu dan pada mereka tentu menghasilkan penerimaan,pengertian dan pemahaman yang berbeda. 

Daun saja dapat tidak membenci angin seumpama ia di pisahkan dari dahan yang menopang nya selama ini, dahan yang membuat ia nyaman. Terpisahkan dari dahan yang disana ada bunga yang membuat tampilan nya lengkap indah. Lalu dihembuskan dan luluh jatuh, kata jatuh tentu memiliki penerimaan, pengertian dan pemahaman yang sama antara aku, kamu dan mereka. "jatuh" tentu sakit, terluka, kecewa, sedih dan menyakitkan. Tapi belajarlah pada daun bahwa ia tidak pernah membenci angin yang membuatnya jatuh ke tanah. 

Daun memiliki penerimaan, pengertian dan pemahaman yang indah. Baginya "jatuh" tak selamanya sakit, terluka, kecewa, sedih dan menyakitkan. Baginya "jatuh" adalah babak baru, ia akan membusuk di tanah, dengan mengalami evolusi yang berarti "butuh waktu" untuk mengubah dirinya menjadi humus. Ya humus. Pupuk alami yang akan memberikan efek baik bagi sang pohon. Memberikan efek yang baik bagi sang tanah. Jatuh nya tidak pernah sia-sia. Maka ia tak membebani dengan menyalahkan dan membenci angin.

Tak selamanya kejadian sedih dan menyakitkan menimbukan keburukan. Dengan penerimaan,pengertian dan pemahaman yang sederhana seperti sang daun kau akan menemukan kebahagiaan, mungkin tidak untuk mu tapi bagi yang lain disekitar mu. 
Kadang kita butuh rehat...sesaat....diam dan berfikir.



Wednesday 3 October 2012

Tanpa Judul

Bersandar pada kesunyian itu nikmat tanpa ujung. Berkutat dengan jejak kehidupan menyesap dalam kegetiran, namun memenuhi jiwa dalam ketiadaan bagai belati terluka oleh duka.
Duka seperti apa yang dapat mengalahkan kebahagiaan mu. Luka oleh apa yang dapat merusak ceria mu. Racun yang bagaimana yang tidak dapat ditawar oleh maaf. Penghianatan akan apa yang merenggut cinta. Bertanyalah aku kepada sepi tanpa jawab sang pengerti.

Angin berhembus bernafaskan tanya akan hidup, hidup bagaimana yang akan kau torehkan. Hidup seperti apa yang akan membalut raga mu dalam ketidakberdayaan. 
Lalu apa asa ini jika tiada pemahaman akan tabir hidup. Paras yang kau pakai hanyalah bentuk fatamorgana yang akan hanyut dalam aliran waktu. Lalu apa yang kau banggakan? Bangga akan ketidakberdayaan hanyalah kebodohan penuh penyesalan.

Senyum menjadi selimut dalam balutan warna hitam kecamuk batin. Waktu sendiri berjalan tanpa teman, melewati hari, bulan, tahun tanpa pendamping. Mungkin kita harus banyak belajar darinya.