Thursday, 22 November 2012

Ngawi

Mudiiiiiiikkk,,,,,,,,,
Akhirnya setelah bertahun tahun tidak pulang, aku bersama mama dan bapak bisa pulang juga.
Senang rasanya, bisa ketemu dengan keluarga disana, mbah kakung dan mbah putri juga lek-lek dan mbah-mbah lain nya.

Aku dan kedua orang tua ku berangkat hari kamis 15 November 2012, bertepatan dengan tahun baru Islam 1434 H. Bukan tanpa tujuan kami mudik bersama-sama, awalnya adik ku ingin ikut bersama, namun karena dia sedang ada ujian maka ia tetap di rumah.

Perjalanan dengan bus memakan waktu sampai kira-kira 12 jam perjalanan. Bukan karena kami tidak mau naik pesawat, namun agak repot, karena harus mendarat di solo lalu melanjutkan dengan bus ke ngawi (ribed dan makan biaya :D). Kami sampai pukul 6 pagi, lalu naik ojek dari terminal ngendingan menuju desa ku bernama "kayutrejo". Udara masih dingin dan segar, sesampainya di rumah sudah disambut oleh mbak kakung dan mbah putri.

Selain melepas kangen setelah lama tidak bertemu, kami ada hajat yang ingin kami jalan kan.

Friday, 2 November 2012

Don't Judge Women by Her Hijab

Bagi kaum wanita muslim memang diwajibkan berhijab, tujuan nya baik yaitu memuliakan sang wanita. Dalam islam agama ku memang cara berpakaian wanita diatur sedemikian rupa, fungsinya untuk memuliakan dan melindungi sang wanita itu sendiri.
Sejak jaman Rosulullah SAW sampai hari ini kewajiban itu masih akan tetap sama. Dalam era globalisasi dan penuntutan hak bahwa wanita memiliki hak yang sama dengan laki-laki seperti sekarang ini banyak perubahan baik yang positif maupun yang negatif.

Pada masa sebelumnya di negeri ku ini, biasanya hijab hanya dikenakan oleh ibu-ibu sebagai penolong untuk menutupi rambut yang mulai beruban. Wanita yang merasa memiliki kekurangan fisik pun menutupinya dengan hijab. Cara memakai hijab pun hanya begitu-begitu saja, tidak variatif, tidak gaul justru terkesan kuno dan udik. Baik dari segi warna maupun dari segi bentuk hijab hanya standar seperti itu. Menyebabkan anak gadis malas mendekatinya.

Zaman nya telah berubah, saat ini begitu banyak model, banyak warna, banyak gaya pemakaian, sehingga menyebabkan berhijab jadi terasa indah, hijab jadi trend baru anak muda, berhijab tidak harus kuno dan ketinggalan jaman. Aku senang dengan perkembangan ini karena tentu sebagai wanita muslim aku berkeinginan menjalankan kewajiban ku.

Namun ada yang mengganjal di hati ku, bukan soal hijab nya dan tujuan dari berhijab itu sendiri. Pola pikir laki-laki yang aku sesali,  sebagian besar yang aku temui berpikiran bahwa wanita yang berhijab adalah wanita baik-baik. Aku tidak ingin menggunakan kata-kata kasar dalam tulisan ku ini, tapi itu sungguh pemikiran yang picik. Jadi menurut mereka hanya wanita berhijab lah wanita baik-baik. Wanita yang pantas menjadi istri dan ibu dari anak-anak mereka hanya wanita berhijab yang menurut mereka suci. Hai kaum laki-laki berpikiran kerdil, tau kah kalian ini tahun 2012, apa kalian tau dan yakin bahwa si wanita berhijab kalian itu 100% wanita baik-baik?? apa kalian tau bahwa banyak sekali di dunia nyata maupun di dunia maya wanita berhijab yang menjadi pelacur, menjadi simpanan, wanita berhijab namun gaya pacaran nya tidak sesuai syariat islam, wanita berhijab yang jangan kan masih suci mungkin setiap bagian tubuhnya bisa dia berikan kepada siapapun.

Tolong,,, tidak selalu hanya yang berhijab yang baik. Walau banyak yang tidak berhijab pun jauh lebih busuk dan lebih bejat. Tapi tidak selama nya yang berhijab itu baik. Bertemu dengan beberapa dari kalian yang berpikiran kerdil yang berpikiran bahwa wanita berhijab itu baik dan tidak berhijab itu tidak baik. Pertanyaan ku kepada kalian? Jadi selama ini aku bekerja mencari nafkan dengan cara halal bagi keluarga ku itu tidak baik?. Aku melakukan kebaikan yang tidak perlu ku sebutkan di sini, menjadi sesuatu yang  tidak baik karena aku tidak berhijab?.
Lalu aku bertemu dan kenal dengan wanita berhijab, sudah ber-suami dan ber-anak tetapi dia ada affair dengan rekan kerja nya apakah itu yang kalian anggap baik??. Saat ada wanita berhijab dengan kekasihnya di rumah makan, sang laki-laki tangan nya hilang di balik hijab sang wanita apakah itu yang kalian anggap baik??. Tidak perlu ku ungkapkan semua yang ku tau disini, aku tidak menyalahkan hijab nya. Aku benci dengan pola pikir kalian wahai laki-laki.

Tidak selamanya yang berhijab itu baik dan yang tidak berhijab itu busuk. Niat ku sejak tahun lalu selalu ku urungkan bukan karena aku tidak ingin menjalankan kewajiban ku, namun karena aku tidak ingin di sebut wanita baik hanya karena aku berhijab, berarti aku membenarkan bahwa wanita tidak berhijab itu tidak baik dan bagi ku wanita baik itu tidak memandang ia berhijab atau tidak. Baik ya baik, titik.

Jadi wahai para lelaki yang berpikiran kerdil, tolong buka mata mu dan mata hati mu. Lihat dengan lebih baik dan lebih jelas. Mungkin sudah banyak hati yang kau sakiti hanya karena pemikiran mu. Banyak mimpi yang kau hancurkan hanya karena kepicikan mu. 
Jika kalian memang merasa laki-laki baik, tentu sebagai laki-laki baik kalian justru mengarahkan, membantu mengajari wanita yang mungkin belum berhijab menjadi berhijab dan hijab sesuai dengan syariat islam, bukan justru kalian menjauhi yang tidak berhijab. Bisa jadi yang belum berhijab itu sangat besar keinginan nya untuk berhijab dan membangun keluarga sakinah, mawahdah, warohmah jadi tidak selamanya yang tidak berhijab itu tidak pantas kalian pilih menjadi istri dan ibu bagi anak-anak kalian. Pola pikir kalian mungkin yang salah, coba kita sama-sama merenung dan introspeksi diri. 

Thursday, 1 November 2012

Rejeki Di Tangan Tuhan

Orang selalu mengatakan bahwa "Rejeki di tangan TUHAN". Apakah itu benar adanya ???
Jika merunut dari segi agama memang benar bahwa dalam ayat-ayat Nya disebutkan bahwa rejeki ditangan TUHAN. Namun ada juga ayat yang mengatakan bahwa "Aku tidak akan mengubah nasib sebuah kaum melainkan mereka sendiri yang merubahnya".

Kenyataan nya dalam dunia yang fana dan sesaat ini, yang penuh godaan kemewahan dan birahi statement "Rejeki di tangan TUHAN" tidak selalu benar. Aku akan menceritakan sebuah kisah fiktif, namun jika ada kesamaan tokoh, karakter, tempat dan alur cerita harap tidak dibesar-besarkan karena ini hanya cerita fiktif berdasarkan pengalaman seorang teman. Kalo ada yang marah-marah biasanya kan karena merasa tersindir lalu membawa-bawa nama baik dan HAM. Sekali lagi ini hanya cerita FIKTIF (sampai aku bold dan underline supaya jelas).

Alkisah di sebuah perusahaan nasional di bilangan thamrin, disalah satu gedung pencakar langitnya, berdirilah perusahaan baru bergerak di bidang pemasangan tower BTS. Saat berdiri baru di rekrut beberapa karyawan, sekitar 3 orang karyawan mengurus masalah lapangan lalu 2 orang mengurus masalah HO dan dari 5 orang tersebut salah satunya wanita. Wanita ini diminta memegang masalah keuangan karena dianggap bahwa wanita lebih teliti. Karena belum ada karyawan lain maka sang karyawan wanita sebut saja nama nya "dewi" mengerjakan hampir semua pekerjaan. Bagian keuangan yang merangkap Receptionist, membuatkan minum untuk tamu, fotocopy, membeli kebutuhan kantor bahkan sampai mengurus gaji karyawan. Dewi bekerja dengan sepenuh hati karena ingin agar perusahaan yang baru berdiri tersebut dapat berkembang dan besar dan dewi ada di dalam nya. Dalam kesibukan nya sang direktur menjanjikan akan memberikan dewi staf untuk membantu pekerjaan nya, saat itu dewi menolak karena dewi tidak ingin biaya operasional jadi jauh lebih besar sementara belum ada uang masuk. Bulan berganti masuk lah karyawan baru untuk posisi OB merangkap kurir dan karyawan untuk posisi HRD, lalu satu orang karyawan wanita untuk posisi receptionist. Semua masih berjalan baik-baik saja dewi pun merasa senang karena ada karyawan wanita lain sehingga ia memiliki teman untuk makan siang bersama. Ternyata receptionist ini kita beri nama saja "dela" ia merokok, hal ini mengganggu bagi dewi karena ia tidak suka terpapar asap rokok. Alasan nya logis karena memang merokok tidak baik bagi kesehatan. Sesi makan siang bersama dan pulang bareng karena rumah dewi dan dela searah maka percakapan pun mulai terbangun baik. Dalam percakapan mereka dela pernah berkata kepada dewi yang dia panggil dengan sebutan mba, "mba gw paling males sama orang yang munafik di depan ngomong apa di belakang ngomong apa" dewi pun menjawab "sama lah gw juga males ada orang seperti itu, ngapain di temenin".

Suasana mulai tidak nyaman saat dewi merasa bahwa karyawan hrd nya adalah seorang penjilat ulung, tukang cari muka (entah mungkin muka nya ketinggalan dirumah). Dan saat insiden "maling teriak maling" ketahuan. Dalam percakapan suatu siang dela pernah berkata ke dewi bahwa ia merasa direktur di kantor mereka bekerja itu genit dan suka pegang-pegang, dia merasa risih dan dia minta agar setiap makan siang dewi mengajak dela makan bersama. Dewi tanpa curiga meng-iya-kan permintaan dela. Beberapa hari kemudian sang direktur ingin ke basement untuk ngopi, lalu dia meminta dela menemaninya karena posisi dela sebagai receptionist tentu ada di front office, dela setuju dan menemani sang pimpinan ngopi, saat itu masih jam kerja dan cukup lama sekitar 1 jam acara ngopi bersama tersebut. Dewi merasa kesal, bukan karena dia tidak diajak ngopi bersama karena dewi memang selalu menolak setiap diajak ngopi karena selain tidak suka kopi dewi juga merasa tidak pantas, nanti dilihat orang dan jadi gosip dewi bersama om-om. Dewi kesal karena kejadian itu terjadi di jam kerja, dimana ia sedang sibuk dengan pekerjaan nya plus di ganggu dengan bunyi telepon kantor yang tidak berhenti berdering karena sang receptionist tidak di tempat.
Karena sikap dewi yang ekstrovert dan dia merasa sang pimpinan selama ini baik saja, ia beranikan diri untuk menyampaikan rasa ketidak nyamanan nya akan kejadian di jam kerja tersebut. Fatal, ternyata sang pimpinan merasa sebagai seorang pemimpin, tidak dapat menerima kritik dewi, sikap nya mulai berubah mulai mencari-cari kesalahan dewi untuk hal-hal yang sepele.
Dewi semakin tau bahwa dela adalah si "munafik" yang dia pernah sebutkan sendiri, saat ternyata dia berbohong kepada dewi mengatakan makan siang dengan teman nya yang kebetulan bekerja di gedung tempat mereka bekerja. Ternyata !!! dia janjian makan siang dengan direktur, karena kesal akan kemunafikannya, dewi mengirimkan bbm kepada dela dan mengatakan bahwa dia lah yang sebenarnya munafik, dela mengelak beralasan bahwa sang pimpinan mengirim pesan singkat kepadanya menanyakan dia makan dimana lalu kemudian ikut bergabung. Alasan klise, dewi cukup dewasa untuk dibohongi oleh kebohongan kecil untuk anak umur 3 tahun seperti itu. Sejak saat itu dewi memutuskan untuk tidak lagi dekat dengan dela, dalam hal apapun.

Melihat peluang bahwa sang direktur dekat dengan dela, sang hrd memasang jerat, entah siapa yang memulai apakah sang direktur yang menjanjikan dela masuk menjadi staf hrd atau sang hrd yang mengajukan agar dela diangkat jadi staf hrd untuk mencari muka dan menjilat. Disuatu senja sepulang karja terjadi percakapan sang karyawan hrd dengan dewi dalam perjalanan, dia menyampaikan kepada dewi bahwa dia dan sang pimpinan perusahaan melihat kemauan dewi untuk belajar dan ingin tau. Dewi menimpali "jika mau belajar dan ingin tau kok kerjaan nya main game, FB dan BB terus ya!". Tapi dewi paham bahwa ini memang sudah diatur, sudah di set sedemikian rupa. Singkat cerita naik posisi lah dela dari receptionist menjadi staf hrd, kinerja nya bisa dibilang sangat buruk. Pemesanan tiket pesawat untuk mobilitas karyawan pemasangan BTS selalu terjadi kesalahan yang menyebabkan perusahaan membayar ekstra biaya nya. Namun dela tidak pernah di tegur, tidak pernah kena marah walau datang selalu siang, terlalu sering tidak ada di tempat karena dia harus merokok yang menjadi kegiatan rutin nya. Justru dewi yang ditanya kenapa selalu ada ekstra biaya dalam setiap pemesanan tiket, aneh kan???. Ini lah yang dewi sebutkan dengan salah satu cara mencari-cari kesalahan dewi. Dewi yang tidak pintar menjilat dan cari muka, dewi yang bekerja bermodalkan skill dan disiplin, di injak-injak oleh sekelompok orang yang bisa menjilat dan mencari muka, yang bergerombol membentuk sebuah koloni. Dalam perusahaan yang masih seumur jagung itu dewi sebagai bagian keuangan yang paling mengetahui kondisi keuangan tahu bahwa perusahaan ini memiliki pengeluaran yang sangat besar, padahal income belum diterima, tapi apa mau dikata dewi tidak akan di dengar pendapatnya, malah dewi dikatakan sok, sok jadi karyawan senior, sok pintar, sok hebat. Sejak kata-kata itu terucap oleh sang pimpinan dalam meeting internal, kata-kata itu muncul karena dewi terlambat datang dalam meeting tersebut karena ia sedang di bank melakukan transaksi untuk pembayaran atas kewajiban perusahaan tersebut. Dewi terluka, jelas dewi sakit hati, dan terlebih dewi kecewa. Karena kekecewaan ini lalu ia merasa tidak lagi perlu bekerja sepenuh hati, tidak perlu bekerja penuh semangat karena yang di butuhkan kantor itu adalah orang-orang yang pintar mencari muka dan pintar menjilat. Dela adalah salah satu nya dan hrd tersebut pandai melihat peluang, dengan memasukkan dela menjadi staf nya tentu posisi nya aman, dia cukup berbaik-baik kepada dela, ini alasan kenapa dela tidak pernah kena marah dan kena tegur walau ia berbuat kesalahan, dengan baik kepada dela, dela akan menyampaikan ke sang pimpinan maka hrd bisa dapat naik jabatan atau naik gaji dengan mulus. (bersambung)

Dari cerita tersebut diatas aku mendapatkan kesimpulan bahwa "rejeki di tangan TUHAN" tidak selalu benar. Rejeki bisa di tangan pimpinan jika kita pintar menjilat, pintar cari muka dan bagi yang wanita pintar merajuk dan bersedia menemani pimpinan.
Mudah-mudahan aku dan teman-teman ku dijauhkan dari sikap-sikap yang demikian. Amin

*Jika ada kesaman tokoh, tempat dan cerita hal ini adalah sebuah kesengajaan yang disengaja :D